WORKSHOP PEMBELAJARAN AKM LITERASI DAN NUMERASI

By humas 30 Agu 2021, 07:56:42 WIB akademik
WORKSHOP PEMBELAJARAN AKM LITERASI DAN NUMERASI

WORKSHOP PEMBELAJARAN AKM LITERASI DAN NUMERASI DI MTsN BATU

 

Untuk meningkatkan capaian asesmen kompetensi pada peserta didik, tanggal 14 - 30 Agustus 2021 MTs Negeri Batu Mengadakan kegiatan workshop pembelajaran literasi dan numerasi secara daring. Workshop ini memperkuat pemahaman guru sehubungan dengan kebijakan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama tentang Asesmen Kompetisi Madrasah Indonesia (AKMI).

AKMI adalah asesmen yang dilakukan pada siswa madrasah sebagai metode penilaian yang komprehensif untuk mendiagnosis kelebihan dan kelemahan siswa pada literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains dan literasi sosial budaya termasuk survei karakter. Hasil asesmen dapat digunakan oleh guru dan madrasah dalam memperbaiki layanan pendidikan yang dibutuhkan siswa sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.

Kepala Madrasah, Buasim, S.Pd. M.Pd dalam sambutannya menyampaikan bahwa Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu telah melakukan beberapa persiapan sehubungan dengan pelaksanaan asesmen nasional yang menjadi program dari Kemendikbud, mulai dari pendaftaran keikutsertaan dalam simulasi AKM, memperkuat literasi siswa melalui kegiatan riset, hingga mempersiapkan SDM guru melalui beberapa kegiatan termasuk diantaranya workshop pembelajaran literasi dan numerasi. Dalam hal pemantapan karakter, sebelum kegiatan belajar mengajar madrasah melaksanakan kegiatan bagi guru dan siswa. Untuk guru kegiatannya adalah membaca Al-Qur’an dan kultum secara bergilir, sedangkan untuk siswa kegiatannya adalah Sholat dhuha, mengaji, dan berzdikir.

Sementara itu, kepala kantor kementerian agama Kota Batu, Drs. H Imam Turmudzi M.Ag, dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada MTsN Batu yang meskipun di tengah suasana pandemi tidak berhenti melakukan kegiatan. Beliau berharap agar guru dan karyawan selalu mendukung apa yang menjadi program dari kepala madrasah. Untuk mencapai hal tersebut, maka kerjasama, saling memahami, saling menghargai, komunikasi dan koordiansi merupakan hal yang penting. Di penutup sambutannya, Drs. H Imam Turmudzi M.Ag, berpesan agar sebagai Aparatur Sipil Negara guru harus bisa menjadi contoh dalam mendukung dan mengamankan kebijakan pemerintah dalam penanganan covid-19.

Sebelum materi workshop diberikan oleh Wahyu Setya Wenangsari, M.Pd., kepala bidang Pendidikan Madrasah Wilayah Jawa Timur Drs. M. Samsuri M.Pd, memberikan pembinaan kepada para guru sekaligus membuka kegiatan workshop. Beberapa hal yang disampaikan beliau dalam pembinaan diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Beragam masalah pendidikan mulai dari masalah kwalitas guru, kelengkapan sarana prasarana, kompetisi dan kesejahteraan guru akan selalu ada. Tetapi tantangan-tantangan tersebut hendaknya tidak menjadikan guru patah semangat, tetapi sebaliknya justru dijadikan sebagai ajang perjuangan.
  2. Guru professional yang diharapkan memiliki 4 (empat) kompetensi yaitu pedagogik, kepribadian, professional dan sosial dalam realitianya masih jauh dari harapan. Materi keilmuan guru masih perlu ditingkatkan, guru masih banyak yang lebih mengutamakan aspek kognitig, sementara aspek afektif dan psikomotor belum banyak tersentuh. Pengunaan metode pengajaran juga masih banyak terpusat pada guru. Hal ini menunjukkan merdeka belajar belum dilaksanakan.
  3. Guru hendaknya menjauhkan diri dari anggapan sudah memiliki kemampuan mengajar dengan baik, karena hal ini akan menurunkan minat belajar dan kreatifitas. Padahal belajar adalah sepanjang hayat dan kunci kualitas pendidikan ada pada guru. Terlebih di masa covid 19, dengan adanya perubahan secara destruktif dalam pendidikan, diperlukan guru yang inovatif dan adaptif.
  4. Pendidikan harus memperhatikan keunggulan komperatif maupun kompetetif. Peningkatan capaian AKMI merupakan keunggulan kompetetif, sedangkan branding yang dibangun oleh madrasah merupakan keunggulan komperarif. Sehubungan dengan hal tersebut Kabid Pendma berpesan bahwa apapun jenis (branding) madrasahnya sekali madrasah tetap madrasah. Artinya penguatan keagamaan tetap jadi ciri khas dan harus terus diperkuat, karena madrasah adalah sekolah umum yg bercirikan islam mengingat madrasah lahir dari pesantren. Itu artinya nilai agama islam harus diintergrasikan dalam seluruh mata pelajaran, terutama dalam pendidikan karakter (akhakul karimah).
  5. Penguatan pendidikan karakter bisa dilakukan melalui bakat interpersonal dan intrapersonal. Kedua bakat ini jika dikembangkan dengan baik, akan mencetak siswa yang memiliki kemampuan dalam:
  1. Olah Pikir : ditampilkan dalam pribadi yang mampu melakukan literasi dan analisis dengan baik. Ciri pribadi yang menyertai adalah visioner, cerdas, mencerna informasi yang diterima, kreatif , dan bermoderasi dalam beragama.
  2. Olah hati : akan menghasilkan pribadi yang beretika, jujur, ikhlas, religius dan berlaku adil.
  3. Olah rasa : akan menghasilkan pribadi yang berestetika dengan ciri peduli pada orang lain , demokratis, suka menolong, kerjasama, kebersamaan dan empati.

Di akhir pembinaan, Drs M. Samsuri M.Pd, menyampaikan bahwa siswa yang berkualitas akan terbentuk jika didampingi oleh guru yang profesional. Guru profesional akan lahir jika didampingi oleh kepala madrasah yang berkualitas. Dan Kepala madrasah akan bisa memimpim dengan baik jika didampingi oleh pengawas dan kepala kantor yang berkualitas. Drs M. Samsuri M.Pd., juga berpesan agar guru memanfaatkan MGMP atau MGBK sebagai wadah komunitas belajar untuk meningktakan kualitas.

Setelah kepala bidang Pendidikan madrasah memberikan pembinaan dan membuka workshop, Wahyu Setya Wenangsari, M.Pd., menyampaikan materi workshop. Adapun materi yang disampaikan meliputi:

  1. Sosialisasi asesmen nasional : tercakup pada materi ini adalah tentang merdeka belajar, tahapan-tahapan merdeka belajar, sosialisasi tentang kebijakan perubahan Ujian Nasional menjadi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), dan komponen-komponen yang ada pada asesmen nasional
  2. Iplementasi pembelajaran AKM di kelas: dalam materi ini dijelaskan tentang unsur-unsur utama pada pembelajaran AKM dan contoh-contoh implementasi pembelajaran AKM di kelas
  3. RPP diferensiasi: berisi tentang bagaimana pembelajaran menggunakan gaya belajar peserta dan kebutuhan belajar berdasarkan profil belajar peserta didik.

Setelah penyampaian materi, peserta workshop mendapatkan penugasan yaitu membuat soal AKM ke dalam lima bentuk soal diantaranya pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian dari satu atau dua stimulus. Hasil penugasan guru merupakan produk dari kegiatan workshop.

Tanggal 30 Agustus 2021, dilaksanakan review oleh pemateri Wahyu Setya Wenangsari M.Pd. Kegiatan review dilakukan dengan melihat proses keaktifan peserta selama workshop dan produk (tugas) yang telah dikumpulkan. Hasil dari review dipergunakan madrasah untuk mempersiapkan para guru sehingga guru benar-benar siap untuk mengimplementasikan pembelajaran AKM di kelas dan dapat menyiapkan peserta didik dalam menghadapi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).

 

   

 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment


Follow US

    Facebook  Twitter  Instagram  Youtube

Kepala Madrasah

Kepala Madrasah
BUASIM, S.Pd., M.Pd.
Baca Sambutan